kisah legenda terjadinya air putri
1 Laguna Air Putri. Tadi, sudah disebutkan bahwa legenda Nenek Luhu memiliki kaitan erat dengan asal-usul Laguna Air Putri. Nah, obyek wisata tersebut tepatnya terletak di Desa Waiyoho, Kecamatan Seram Barat. Tempat ini sebenarnya adalah mata air yang muncul tepat di pinggiran pesisir pantai yang kemudian membentuk laguna.
Sesuaiwaktu yang ditentukan, para pangeran bahkan banyak rakyat yang ikut hadir menyaksikan momen penentuan oleh sang putri. Bahkan, mereka berkumpul pada dini hari bahkan sebelum azan subuh berkumandang. Putri Mandalika beserta Raja dan Ratu datang saat matahari terbit. Tuan Putri terlihat sangat cantik dan anggun dalam pakaian sutranya.
Hati-hati, Adikku. Semoga kamu selalu dilindungi oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Suatu hari nanti, aku harap bisa bertemu lagi denganmu," katanya sembari meneteskan air mata. Ketika Putri Serindang Bulan sudah hilang dari pandangannya, ia lalu bergegas pulang dan melapor kepada kakak-kakaknya kalau dirinya telah menyelesaikan tugas.
Padazaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu. Sangkuriang berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya.
Putrimengundang semuanya untuk berkumpul di pantai Seger Kuta, pada waktu pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang. Mereka harus datang ke tempat itu sebelum matahari memancarkan sinarnya di ufuk Timur. Para undangan dari berbagai negeri berbondong-bondong datang ke pantai Seger Kuta. Orang yang datang ribuan jumlahnya.
Wie Kann Ich Einen Mann Kennenlernen.
Sudut cantik di Air Putri Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Sudut cantik di Air Putri Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Telaga Air Putri yang begitu teduh Sudut cantik di Air Putri Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Telaga Air Putri yang begitu teduh Alkisah pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang putri yang bernama Ta Ina Luhu dari Negeri Luhu di Pulau Seram. Ia adalah anak dari Raja Negeri Luhu yang begitu bijaksana, baik, dan berbudi pekerti luhur. Suatu ketika Belanda menguasai Negeri Luhu dan seluruh keluarga Raja tewas dibantai Belanda kecuali sang putri yang ditangkap namun berhasil melarikan diri. Singkat cerita, ia diselamatkan oleh kerajaan lain yang bernama Soya. Sang putrid diperlakukan layaknya keluarga kerajaan. Namun, ternyata Putri Ta Ina Luhu dihamili oleh para serdadu Belanda yang menangkapnya. Ia merasa tidak enak merepotkan Raja Soya dan melarikan diri dari Kerajaan Soya. Sang Putri Ta Ina Luhu ingin hidup sendiri dengan keadaannya saat ini. Ia kabur dari Istana Soya dengan menaiki kuda kerajaan dan pergi menyusuri hutan belantara yang dingin dan mencekam. Setelah berjalan jauh, akhirnya Ta Ina Luhu kelelahan dan terjatuh dari kuda. Setelah istirahat, Putri Ta Ina Luhu pun melanjutkan perjalanan dengan berbagai kejadian ajaib yang terjadi. Tempat ia beristirahat kini menjadi sebuah gunung yang bernama “Gunung Nona”, kemudian pada saat ia memacu kuda dengan kencangnya, topi yang ia gunakan pun terbang tertiup angin namun pada saat akan diambil topi tersebut berubah menjadi batu yang kemudian dikenal sebagai “Batu Capeu”. Selanjutnya, Sang Putri terus menyusuri wilayah pantai Amasuhu dalam keadaan yang sangat melelahkan dan akhirnya ia pun memutuskan untuk beristirahat dan minum pada sebuah mata air yang hingga kini dikenal sebagai “Air Putri”. Air Putri berada di Pulau Seram, tepatnya Seram bagian barat. Perjalanan menuju tempat ini dengan kendaraan bermotor memakan waktu hampir 2 jam dari Piru, Ibukota kabupaten Seram Bagian Barat. Obyek wisata ini masih sangat alami, bahkan untuk mencapai tempat ini kita harus melalui jalan tanah yang kurang baik. Kira-kira 1,5 kilometer dari jalan raya Trans Seram, kita harus menyusuri hutan dan menuju sebuah desa transmigran yang berpenduduk masyarakat suku Buton. Letak Air Putri berada di pinggir desa ini. Lama perjalanan dan kesulitan-kesulitan yang dilalui sekejap terbayarkan ketika sampai di Air Putri. Sesuai kisah legenda yang menyertainya, Air Putri adalah mata air yang berada tepat di pinggir pesisir pantai. Oleh karena itu, air tawar yang keluar dari mata air membentuk sebuah laguna dan bercampur dengan air laut yang asin dan hangat pada satu titik. Kondisi geografis Air Putri sangatlah unik, sebuah laguna yang terletak menjorok ke daratan dan membentuk sebuah sungai yang berakhir di lautan nan luas. Pantai, Laguna, Sungai, air asin, air tawar dan pepohonan yang teduh menjadi satu di wilayah Air Putri ini. Warga sekitar biasa memanfaatkan Air Putri sebagai tempat bersantai layaknya Sang Putri Ta Ina Luhu. Mereka biasanya mandi di laguna Air Putri dan berwisata di pantai yang berada di dekatnya. Bahkan dalam waktu-waktu liburan, tempat ini akan ramai dikunjungi warga dan kios-kios dagangan pun akan bermunculan. Air Putri memang belum banyak dikenal secara umum, tapi sudah menjadi tempat favorit bagi warga setempat untuk berekreasi. Kisah perjalanan sang Putri Ta Ina Luhu ini masih panjang dan setiap kejadian yang ia alami berikut tempatnya banyak menjadi nama tempat di Seram dan Ambon yang dikenal hingga kini. Kisah Putri Ta Ina Luhu ini menjadi sebuah cerita rakyat Maluku yang dikenal sebagai kisah Nenek Luhu. Bahkan, keberadaan Nenek Luhu saat ini menjadi cerita mistik dimana Sang Nenek yang merupakan penjelmaan Putri Ta Ina Luhu akan muncul ketika hujan lebat dan mulai meculik anak-anak yang berada di luar rumah. Pesan moral dari kisah Ta Ina Luhu atau Nenek Luhu ini adalah kemandirian yang dimiliki sang putri dan pesan bagi anak-anak agar tidak keluar rumah saat hujan lebat. [Phosphone/IndonesiaKaya] Artikel Terkait
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Legenda Putri Nglirip, begitulah kisah yang berkembang di kawasan wisata Air Terjun Nglirip. Dalam legenda yang bekembang di masyarakat, kisah itu menceritakan tentang sosok seorang putri yang sering menampakan wujudnya dengan wajahnya yang rupawan dan berbusana ala putri kerajaan pada masa lampau. Putri itu juga digambarkan memiliki kebiasaan membatik kain disana. Tentu bukan sembarang putri biasa. Karena Putri Nglirip itu merupakan makhluk dari dunia Gaib yang dipercaya merupakan penguasa dan penghuni kawasan air terjun Nglirip. Selain itu, Sang Putri juga sering menampakkan wujudnya di kawasan hutan di sekitar Air terjun Nglirip. Di balik keindahan panorama disana, ternyata air terjun Nglirip menyimpan legenda yang menarik sekaligus membuat bulu kuduk merinding. Air Terjun Nglirip berada di desa Mulyoagung Kecamatan Singgahan, sekitar 35 km ke arah barat daya dari Kota Tuban, Jawa Timur. Letaknya tak jauh dari tepi jalan raya dengan jalan yang bertikungan tajam di dekat kawasan ini . Selain bisa ditempuh dari Tuban dengan melewati kecamatan Merakurak – Montong - Nglirip, untuk menuju ke air terjun Nglirip juga bisa ditempuh dari Bojonegoro melewati kecamatan Parengan-Singgahan - Nglirip. Begitu juga bila ditempuh dari Blora dengan melewati kecamatan Jatirogo - Bangilan - Nglirip. Bila ditempuh dari Tuban, sesampai di Montong akan melewati semacam terowongan sepanjang 300 meter dengan tebing-tebing batu yang cukup tinggi di kanan- kirinya. Setelah itu dengan melewati kawasan hutan sepanjang 3 km dengan vegetasi tanaman jenis jati, mahoni, sengon dan sebagainya. Di hutan ini banyak terdapat sumber dan mata air yang jernih dan mengalir tiada hentinya. Di seberang jalan di dekat air terjun Nglirip terdapat makam Mbah Jabbar yang dikeramatkan oleh warga setempat. Makam itu berada di gundukan tanah yang cukup tinggi sehingga untuk menuju ke sana harus dengan menaiki undak-undakan. Air terjun Nglirip dengan ketiggian sekitar 35 meter dan lebar 28 meter ini memang tampak indah dan menarik sebagai destinasi wisata di Tuban. Air terjun ini sebenarnya merupakan bendungan irigasi yang airnya mengalir ke daerah yang lebih rendah. Di bagian atas air terjun terdapat jembatan kecil yang terbuat dari besia dan digunakan oleh warga sebagai jalan penghubung antar kampung. Berdiri di Jembatan itu pengunjung bisa memandang aliran air terjun yang mengalir sampai jauh dengan panorama alam sekitarnya yang menawan. Memasuki kawasan air terjun Nglirip dikenai tiket Rp 2000 per orang. Tak ada fasilitas, sarana dan prasarana apapun yang memadai disana. Jenazah Utuh Terkubur 35 Tahun Penampakan Jin,Tuyul dan Pocong Di Tuban Lihat Travel Story Selengkapnya
Negara ini memang kaya akan cerita legenda, hampir di setiap daerah seantero Indonesia ini mempunyai legendanya masing-masing, bahkan untuk air terjun sekalipun cerita legenda itu begitu melekat kepada pesona alam yang yang satu ini. Entah anda ingin mempercayainya atau tidak kebenaran dari suatu cerita legenda, akan tetapi yang jelas beberapa air terjun di bawah ini sarat akan cerita sebuah legenda yang diyakini atau dianggap oleh masyrakat yang tinggal di sekitaran air terjun pernah terjadi di masa lalu Air Terjun Nglirip Putri yang Patah Hati Dibalik gemerincik air yang jatuh silih berganti di Air terjun Nglirip Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Tuban, Jawa Timur terdapat sebuah cerita legenda Nglirip. Alkisah legenda itu bermuara dari pertemuan salah satu Adipati Tuban di zaman sebelum kerajaan Majapahit dengan seoarang wanita cantik. Saat itu adipati kepincut dengan kecantikan gadis desa anak dari tokoh masyrakat setempat. Sakin terpesonanya gadis perawan itu akhirnya dipinang dan dijadikan istri untuk yang kesekian kalinya. Meskipun menjadi istri adipati hingga memiliki anak perawan, tapi entah kenapa ia tak mau diboyong ke pendapa kadipaten. Eh, ternyata belakangan diketahui bahwa gadis yang telah dinikahinya itu memiliki kekasih lain yang bukan dari kalangan ningrat alias rakyat jelata. Namun naas, hubungan asmaranya itu ditentang orangtuanya, baik dari ibunya maupun ayahnya sang adipati. Sang gadis akhirnya minggat dari rumah apalagi setelah mengetahui kekasihnya yang konon bernama Joko Lelono itu tewas dibunuh prajurit kadipaten atas perintah ayahnya. sumber foto Sang putri pun memutuskan untuk bertapa di salah satu goa di balik air terjun di tengah hutan, air terjun Nglirip. Putri yang patah hati ini menutup diri menolak ditemui siapapun. Putri yang bertapa itu kemudian disebut putri Nglirip dan masyarakat meyakini, putri Nglirip akan marah jika rumahnya di sekitar goa air terjun Nglirip dipakai pacaran. Air Terjun Carang Kuning Agak sediki berbeda dengan Air Terjun Nglirip, walaupun Air Terjun Carang Kuning ini juga diambil dari legenda seorang putri, namun kisah putrinya tidak setragis air terjun yang berada di daerah Tuban itu. Nama air terjun yang terletak di Lumajang ini diambil dari nama seorang putri pada zaman kerajaan Majapahit yang sering mandi di bawah air terjun tersebut. Nama putri itu dikenal dengan Putri Carang Kuning. Entah karena mempunyai kulit kuning langsat seperti kebanyakan putri-putri raja atau kedekatan dengan simbol tempat itu sehingga dijuluki carang kuning pasalnnya di dekat lokasi air terjun banyak ditumbuhi oleh pohon bambu kuning. Kata “carang” berarti ranting-ranting bambu, kata “kuning” yang berarti simbol warna dari bambu. Air Terjun Songgolangit Berawal dari kisah tragis sepasang Pasutri Alkisah, hidup seorang jejaka yang berasal dari desa Tunahan yang menjalin cinta dengan seorang gadis cantik asal Dukuh Sumanding Desa Blucu Kecamatan Kembang. Jalinan cinta mereka begitu kuat hingga berlanjut ke jenjang perkawinan. sumber foto Pada suatu fajar si isteri bersiap menyiapkan makanan pagi untuk si suami tercinta. Dalam penyediaan sarapan tersebut si isteri kurang hati-hati sehingga menimbulkan suara-suara alat dapur yang saling bersentuhan. Sang mertua ibu si isteri menegur anaknya “Ojo glondhangan, mengko mundhak bojomu tangi” atau dalam bahasa Indonesia “Jangan gaduh, nanti suamimu terbangun”. Rupanya si suami salah mendengar “Kerjo kok glondhangan, rumangsamu barange bojomu” atau dalam bahasa Indonesia “Kerja kok gaduh, memangnya barang bawaan suamimu”. Pada saat itu juga si suami itu merasa tersinggung dengan perkataan sang mertua itu, kemudian pada tengah malam kedua pengantin tersebut berniat pergi dari rumah untuk pindah ke tempat asal suami dengan mengendarai pedati/gerobak yang ditarik oleh sapi. Nah, antara desa Tunahan dan desa Blucu itu terbentang sungai. Di malam hari buta, pedati yang mereka naiki ternyata salah jalan hingga tanpa mereka sadari pedatinya masuk jurang sekarang air terjun Songgolangit yang berada di Jepara dan pasangan pasutri itu pun hilang dalam kegelapan jurang yang dalam. berbagai sumber
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 110841 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7a5b271dc741e2 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
kisah legenda terjadinya air putri